DHI Sukabumi - Dengan dalih Infak untuk membayar hutang bangunan, diduga pihak SMA Negeri 1 Parungkuda, yang berlokasi di Jalan Raya Parungkuda, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, memaksa siswa berinfak hingga 500 Ribu persiswa.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu orang tua siswa yang minta disembunyikan namanya saat dihubungi bahwa, prihal infak yang diminta pihak sekolah benar adanya. Bahkan persiswa diwajibkan minimal bayar infak 500 Ribu.
"Dalihnya infak. Tetapi yang belum membayar nanti di umumkan dan itu akan berpengaruh terhadap nilai anak katanya. Padahal bagu kami (Para orang tua) jangankan untuk bayar 500 ribu, buat bekal anak sekolah sehari harinya saja kesulitan," ketusnya. Senin (20/01/25).
Menurutnya, terkait pungutan uang pembangunan tersebut banyak sekali para orang tua murid yang mengeluh. Namun, mereka ketakutan ketika menyampaikan keberatan tersebut ke pihak sekolah.
'Saat rapat, memang orang tua murid setuju setuju aja. Karena kawatir ketika protes akan berdampak buruk terhadap nilai anak di sekolahnya. Padahal sejatinya mereka keberatan dengan kondisi rata rata ekonominya kurang mampuh," terangnya.
Sementara saat dikonfirmasi pihak Sekolah SMAN1 Parungkuda yang diwakili, Ria Hindriani, M.Pd, Reni Citrawati, M.Pd, Eli Sunarsah , M.Pd, menjelaskan bahwa, terkait infak tersebut pihak komite dalam raptnya bersama para orang tua murid selalu menyampaikan ketika keberatan atau tidak mampu silahkan datang saja karena ini sipatnya tidak ada paksaan.
"Bahkan sempat ada wali kelas yang menyampaikan bahwa siswa yang sudah membayar itu Yatim Piatu, uang tersebut kita kembalikan," jawabnya.
Sementara berbanding terbalik dengan pernyataan salah satu orang tua siswa lainnya yang menyampaikan bahwa, jawaban tersebut hanya alibi pihak sekolah saja. Buktinya mereka menyebarkan data nama siswa yang sudah membayar dan yang belum.
"Bohong itu pak. Tidak ada paksaan darimana, buktinya mereka yang mengumumkan digrup bahkan hingga mengirimkan data siapa saja yang belum membayar uang tersebut. Apa itu bukan dugaan Pungli? Dan tentunya hal itu jadi beban moral bagi kami para orang tua yang kurang mampu. Oleh sebab itu, kami meminta pihak terkait menindak tegas dugaan pungli disekolah ini." Tegasnya mengakhiri.
Reporter : Aris